Senin, 22 Oktober 2012

KOSA KATA - Tugas 2 Bahasa Indonesia


Berikut ini kutipan cerpen yang berjudul Rumah tua Bawa Petaka :

Rumah Tua Bawa Petaka

Gak kerasa, sekarang udah 2 tahun lebih dari kematianya Erin. Dilain sisi aku gak akan pernah bisa ngelupain semua hal tentang Erin, namun nyatanya, dikelas 3 SMK ini aku sudah punya pacar, dan udah kejalin cukup lama. Namanya Devi, dia ceria, senyumnya manis, dan tawanya selalu membuatku semangat. Aku gak akan pernah berpikir kalau Devi adalah penggantinya Erin, namun kehadiran Devi di Diary Harianku, seolah mengisi kekosongan. Hingga suatu hari terjadi…
Di minggu pagi yang indah, aku dan Devi lari pagi bersama dipesisir jalan kota Sumedang. Hangatnya mentari menyinari atmosfer bumi, menambah keharmonisan langkah kaki kami berdua. Ditengah suasana itu, tiba-tiba Devi berhenti, dan melihat kesebuah rumah tua tanpa cat dinding dan tak bertuan. Tanpa jendela, dan satu-satunya kehidupan, hanyalah rumput liar yang sayup tertiup angin.
Aku ikut terdiam, melihat wajahnya yang polos tanpa emosi. Aneh, baru kali ini aku melihat dia begitu tertarik dengan rumah, yang sama sekali gak layak untuk dihuni siapapun, termasuk seekor nyamuk sekalipun. Kemudian tersentak aku kaget, dia memintaku untuk menemaninya masuk kerumah tersebut. Awalnya aku menolak, tapi karena aku gak tahan rintihannya, bujukan semu yang baru kali ini aku mendengar dari mulutnya. Jadi tanpa rasa sesal dan rasa lain, aku menemaninya masuk kerumah tersebut.
Langkah pertama kami dirumah itu, langsung disambut oleh beberapa ekor tikus dan kelelawar. Aku heran, kenapa dia sama sekali tidak merasa takut atau geli, dengan kedua hewan pengerat yang begitu aja melewatinya. Bahkan tanpa ragu lagi dia langsung masuk kerumah tersebut, dan melepaskan pegangan tangannya dari tanganku. Sekarang aku dan Devi, berjalan melihat suasana rumah sendiri-sendiri.
Aku coba lihat kesetiap dinding, dikanan pandanganku ada pajangan besar, dengan objek Bis Pariwisata yang rusak. Saat kulihat gambar bis tersebut, aku mulai merasakan hal negatif. Serentak aku palingkan wajahku, sekarang aku melihat sebuah cermin, gak tau kenapa? Aku tertarik kecermin tersebut, dan mendekatinya. Sekarang aku bisa melihat jelas wajahku sendiri di cermin itu. Aku coba senyum, tapi yang ditunjukan cermin itu sebaliknya, sekarang aku benar-benar merinding. Aku teringat Devi, aku langsung membawa dia keluar dari rumah itu. Dipintu keluar, aku melihat jam dinding rusak, yang menujuk ke angka 09.59. Aku lihat jam tanganku menunjuk ke angka 09.01. Aku tak pedulikan jam tersebut, aku langsung menarik Devi keluar dari rumah itu.
Kami berhasil keluar dan duduk jauh di seberang beberapa menit, sekarang aku mulai bisa merasakan ketenangan. Aura sejuk dan nyaman, mulai terasa, dan membuat pikiran bersih. Aku ceritakan ke Devi semua yang terjadi di rumah itu. Dan aku memintanya untuk menceritakan semua hal yang dia lihat dan dia rasakan. Heran sekali aku mendengar cerita yang begitu panjang, seolah dia tinggal lama, berhari-hari, bertahun-tahun, dan seakan selamanya. Aku tidak tahu, apa dia sedang menceritakan karya fiksinya atau benar-benar yang dia alami dirumah itu. Dan diakhir cerita dia bilang,”Sayank, kamu harus percaya kalau aku benar-benar sempat melihat ruangan gelap, dan ada seseorang yang bersayap indah yang memanggilku”. Aku gak percaya, dan anehnya lagi, dia kesal karena aku membawanya keluar saat itu.
Ujung-ujungnya aku malah bertengkar dengan Devi. Aku bilang,”Pasti itu cuman karangan cerpen kamu yank, dan halusinasi, cuman itu, gak mungkin ada yang lain”. Dan aku tegaskan kembali kalau dia hanya melamun dirumah itu, dan itu benar-benar gak mungkin terjadi, dan pasti cuman kebohongan. Kemudian dia diam dan berpaling, dengan wajah yang paling aku benci, ekspresi muka yang paling ngeselin sepanjang sejarah dunia percintaan yang ada.
Setengah jam lebih Devi diam, dan selama itu aku gak bicara apapun sama dia. Tapi kali ini aku benar-benar merasa gak enak, karena sikap keras kepalaku tadi. Aku pikir, walaupun kemungkinan besar dia bohong, tapi seharusnya aku ngerti apa yang dia rasain. Harusnya aku liat dulu keadaan dia sekarang, yang lagi aneh-anehnya. Dan aku coba minta maaf,”Mmm dev,,, Yank. Maaf ya tadi, aku terlalu kerasan ke kamu, aku bersikap seperti itu, ya karena… Untuk kamu juga”. Dia melihat kearahku dan jawab,”Gapapa,, aku udah lupain itu… Cuman aku pengen kamu nganterin aku lagi kerumah itu”. YA AMPUN!!!! Aku kaget dicampur gelisah, tapi aku bertekad aku gak bakalan mau, walaupun dia membujuk aku seperti apapun. Dan akhirnya kami berdua mulai adu mulut lagi.


Beberapa kosa kata yang salah dan kosa kata yang benar :

Kosa kata yang salah        
Kosa kata yang benar
Gak
Tidak
Kerasa
Terasa
Udah
Sudah
Ngelupain
Melupakan
Kejalin
Terjalin
Cuman
Hanya
Ngeselin
Mengesalkan
liat dulu
Lihat Dahulu
Pengen
Ingin
Nganterin
Antarkan
Bakalan
Akan


Sumber Cerpen :

0 komentar:

Posting Komentar